Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan Petani

 

1.1     Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merujuk pada upaya meningkatkan standar hidup penduduk suatu negara terkait dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dari ekonomi yang sederhana, berpendapatan rendah menuju ekonomi moderen, yang berpendapatan tinggi. Pembangunan ekonomi mencakup proses dan kebijakan yang diterapkan negara untuk memperbaiki ekonomi, politik, dan kesejahteraan sosial warga negara/penduduknya (Wikipedia, 2009a). Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.  Upaya peningkatan perekonomian negara harus memperhatikan sektor-sektor yang berpotensi untuk dapat dikembangkan yang berujung pada peningkatan pendapatan.

Pertanian merupakan salah satu sektor yang mendukung perekonomian Indonesia. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya (Wikipedia 2009b).

Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian dalam ruang lingkup pertanian. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, Karena sektor-sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

 Sektor pertanian mempunyai peran nyata dalam menyumbang perekonomian negara melalui berbagai kegiatan pertanian. Petani merupakan pelaku utama yang mengerakan sektor pertanian. Perekonomian petani sangat tergantung kepada pendapatan yang diterima petani sebagai hasil usaha pertaniannya.

Peningkatan pendapatan petani berarti peningkatan perekonomian bagi petani. Sektor pertanian sebagai sumber pendapatan petani perlu perhatian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi  pendapatan petani. Faktor-faktor yang mempengaruhui pendapatan petani yaitu luas lahan, modal sendiri, modal pinjaman dengan tingkat suku bunga tertentu, produksi, harga dan lain-lain.

Salah satu kendala Pengembangan usaha petani adalah pengusahaan modal yang akan memungkinkan untuk peningkatan produksi usahatani yang dijalankan. Modal merupakan segala hal yang dikorbankan (rupiah) dalam mengupayakan pertanian untuk menghasilkan suatu produk. Modal yang digunakan petani tidak hanya berasal dari miliknya sendiri namun juga ada yang meminjam dari bank dengan tingkat suku bunga tertentu, salah satu nya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Produk pertanian yang bersifat musiman dan membutuhkan waktu yang realtif lama untuk dapat menghasilkan produk. Produksi pertanian yang dihasilkan juga relatif berubah-ubah dalam setiap proses produksinya, sehingga hal tersebut berdampak pada jumlah produksi yang diproduksi petani. Ketidakpastian jumlah output (produksi) di setiap proses produksi menjadi khas dari setiap usaha pertanian.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif (Bank BRI). Pemberian kredit usaha rakyat yang memiliki tingkat suku bunga yang relative rendah yaitu 9 % dari pada tingkat suku bunga pinjaman yang beredar (18%). Sehingga diharapkan pemberiaan kredit usaha rakyat dapat memudahkan petani dalam mengakses modal.

Tweet