Faktor-faktor Produksi
Ada empat faktor produksi yang
sangat penting dalam usaha tani,yaitu:
1.
Tanah
Tanah sebagai media tanam untuk
menanam tanaman, dalam melakukan usahatani dapat dilakukan di tanah pekarangan,
sawah dan sebagainya. Tanah untuk melakukan usahatani dapat diperoleh dengan
cara membuka lahan sendiri, membeli, menyewa, bagi hasil (menyakap), pemberian
negara, warisan ataupun wakaf, yang dapat dimanfaatkan.
2.
Tenaga Kerja
Jenis tenaga kerja adalah tenaga
kerja mesin dan manusia. Manusia juga dibedakan menjadi tenaga kerja pria,
wanita dan anak-anak yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan,
pengalaman, tingkat kesehatan dan faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan.
Tenaga ini dapat berasal dari dalam dan luar
keluarga (biasanya dengan cara upahan).
3.
Modal
Modal adalah unsur lain yang
mendukung kelancaran suatu kegiatan usahatani. Modal dalam suatu usahatani sering
digunakan untuk membeli sarana produksi serta membayar pengeluaran selama
kegiatan usahatani berlangsung. Sumber modal diperoleh dari milik sendiri,
pinjaman atau kredit, usaha lain ataupun
kontrak sewa.
4.
Pengelolaan
atau Manajemen
Pengelolaan atau Manajemen usahatani adalah kemampuan petani untuk menentukan,
mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya
dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang
diharapkan. Untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil, maka pengenalan
pemahaman terhadap prinsip teknik meliputi : (a) perilaku cabang usaha yang
diputuskan; (b) perkembangan teknologi; (c) tingkat teknologi yang dikuasai;
(d) daya dukung faktor cara yang dikuasai; dan (e) cara budidaya dan alternatif
cara lain berdasar pengalaman orang lain.
Pengenalan dan pemahaman prinsip
ekonomis antara lain : (a) penentuan perkembangan harga; (b) kombinasi cabang
usaha; (c) pemasaran hasil; (d) pembiayaan usahatani; (e) penggolongan modal
dan pendapatan; serta (f) ukuran-ukuran keberhasilan yang lazim. Panduan
penerapan kedua prinsip itu tercermin dari keputusan yang diambi, agar resiko
tidak menjadi tanggungan si pengelola. Kesediaan menerima resiko sangat
tergantung kepada: (a) tersedianya
modal; (b) status petani; (c) umur; (d) lingkungan usaha; (e) perubahan sosial;
serta (f) pendidikan dan pengalaman petani.
Penggunaan Faktor Produksi
1.
Benih
secara umum
adalah istilah yang dipakai untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman atau hewan. Istilah
ini biasanya dipakai bila bahan dasar ini berukuran jauh lebih kecil daripada
ukuran hasil akhirnya (dewasa)
2.
Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat
berupa bahan organik ataupun
non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk
mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses
metabolisme.
3.
Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan,
menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest
("hama") yang diberi akhiran -cide
("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi
tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut
sebagai "racun".
4.
Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Analisis
pendapatan usaha tani pada komoditi kedelai
NO
|
JENIS
SAPRODI
|
JUMLAH
|
HARGA(RP/st)
|
NILAI
(Rp.)
|
1.
|
Benih (kg)
|
8 bks(20 kg)
|
70.000
|
560.000
|
2.
|
Pupuk urea (kg)
|
5 zak(150kg)
|
100.000
|
500.000
|
3.
|
Pupuk organik(kg)
|
5 zak(150 kg)
|
75.000
|
375.000
|
4.
|
Pupuk NPK
|
1 zak(50 kg)
|
50.000
|
500.000
|
5.
|
Tenaga kerja keluarga
|
3
|
50.000
|
150.000
|
6.
|
Tenaga kerja luar kelurga
|
4
|
50.000
|
200.000
|
7.
|
Pestisida
|
2 botol
|
48.000
|
96.000
|
8.
|
Bajak (Traktor)
|
2 unit
|
80.000
|
160.000
|
Luas lahan =
1 Ha
Produksi = 1.000 Kg/Ha
Harga Kedelai =
Rp 8.000 ,-
Hasil Kedelai(GOP) = Rp. 8.000/Kg x 1000 Kg
= Rp. 8.000.000,-
Biaya
Variabel (BV) Kedelai
a. Benih = Rp. 560.000
b. Pupuk Urea = Rp. 500.000
c. Pupuk Organik =
Rp. 375.000
d. Pupuk NPK = Rp. 500.000
d.
Tenaga kerja keluarga = Rp.
150.000
e. Tenaga kerja luar keluarga = Rp. 200.000
g. Pestisida (herbisida) = Rp. 96.000
h.
Bajak (traktor) = Rp.
160.000
Total BV = Rp. 2.541.000.-
Biaya Tetap
kedelai (BT)
a)
Pajak lahan
(irigasi) = Rp. 10.000
b)
Penyusutan
alat
Ø Bajak =
Rp. 20.000 (sekali pakai)
Total BT
kedelai = Rp. 30.000,-
GM (gros
margin) kedelai = GOP Kedelai – BV Kedelai
= Rp. 8.000.000 – Rp. 2.541.000
= Rp.
5.459.000
NF(pendapatan
bersih) kedelai = GM
Kedelai – BT Kedelai
=
Rp. 5.459.000, – Rp. 20.000
=
Rp. 5.39.000
Π (keuntungan) = TR – TC
= Rp.
8.000.000, – Rp. 2.571.000,
= Rp.
5.429.000,-
hehe BTW kalau mau usaha tani harus penuh belajar2 dulu biar gk gagal panen.. :D
ReplyDeleteYa punya modal dan keinginan yang kuat insya allah sukse lah :D
ReplyDeletepenjelasannya sangat lengkap sekali, lumayan nih nambah ilmu tentang pertanian
ReplyDeleteMemang semua faktor saling mendukung satu sama lain, kalau aja ada satu faktor yang kurang pasti akan mengurangi pada kualitas panen.
ReplyDeleteJujur aja saya suka kedelai ini bisa dijadikan tempe juga tahu. Apalagi itu makanan kesukaan. Saya doakan sukses pertaniannya.
Dan mudah-mudahan petani lain juga ikut terbantu dengan adanya artikel ini.