KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan
Pertanian merupakan suatu proses yang ditujukan untuk menambah produksi
pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan
produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill
untuk memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam perkembangan
tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Secara luas pembangunan pertanian bukan hanya proses atau
kegiatan menambah produksi pertanian melainkan sebuah proses yang menghasilkan
perubahan sosial baik nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial dan sebagainya
demi mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani dan
masyarakat yang lebih baik.
Pertanian merupakan
sektor utama penghasil bahan-bahan makanan dan bahan-bahan industri yang dapat
diolah menjadi bahan sandang, pangan, dan papan yang dapat dikonsumsi maupun
diperdagangkan, maka dari itu pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi.
Cina dan
Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduknya yang sangat
besar dan dikenal sebagai Negara agraris, maka pertanian pun menjadi salah satu bidang penting
bagi kedua negara tersebut. Cina dikenal sebagai negara yang mengandalkan
pertaniannya sebagai penggerak utama sektor perekonomianya, sistem
pertanian Cina pun masih tradisional sama denga
pertanian di Indonesia.
Upaya intensif dari pemerintah meningkatkan teknologi, di berbagai bidang
termasuk di bidang pertanian, telah dilakukan di
Cina dan di Indonesia.
Cina berhasil menerapkan program diversifikasi pangan
tidak sama halnya dengan Indonesia yang masih mengkonsumsi satu jenis komoditas
(beras).
Budaya yang ada di masyarakat juga
mempengaruhi dalam pembangunan pertanian. Misalnya budaya makan dan etos kerja,
dengan adanya budaya makan dengan pola diversivikasi tentu akan membantu dalam
ketahanan pangan dalam pembangunan pertanian karena tidak hanya mengkonsisi
pada satu komoditas saja. Etos kerja juga mempengaruhi pembanguna pertanian,
dengan adanya semangat kerja yang tinggi tentunya akan meningkatkan produksi
dari setiap per kapita dan pembanguna pertanian akan terwujud.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana dengan Pembangunan Pertanian di Cina?
1.2.2 Bagaimana dengan Pembangunan Pertanian di Indonesia?
1.2.3 Bagaimana dengan Perbandingan Pembangunan Pertanian di Cina dengan di Indonesia, dapat di lihat dari sisi (A) Produksi, (B) Kelembagaan, dan (C) Kultural?
1.3 Tujuan
1.3.1
Diharapkan mahasiswa mengetahui sistem pembangunan pertanian di Cina
1.3.2
Diharapkan mahasiswa mengetahui sistem pembangunan pertanian di Indonesia
1.3.3
Diharapkan mahasiswa dapat membandingkan pembangunan pertanian di Cina dengan
Di Indonesia, dengan melihat sisi (a) produksi, (b) kelembagaan, dan (c)
kultural
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembangunan Pertanian di Cina
Cina
adalah Negara dengan jumlah penduduk tertinggi di Dunia, yaitu sebanyak 1.2
milyar lebih. Namun kita tidak pernah mendengan rakyatnya mengalami kelaparan
akibat kekurangan. Jika kita perhitungkan kebutuhan beras rakyat Cina per
kapitanya sebesar 60% dari kebutuhan per kapita rakyat Indonesia. Kebutuhan
beras Cina yaitu sekitar 93.6 juta ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut harus disediakan lahan beririgasi teknis seluas 23.4 juta hektar areal
panen setiap tahun nya dengan produktivitas padi 6.5 ton per hektar.
Pembangunan
pertanian di Cina dilakukan secara menyeluruh, yaitu mengitegrasikan pembangunan
hutan sebagai reservoir air, penggunaan teknologi, yang tepat guna, pemilihan
komoditi spesifik lokasi, orientasi pasar, dan yang tidak kalah pentingnya pemberdayaan rakyat.
Lahan
yang merupakan salah satu unsur produksi dikuasai oleh Negara, petani dapat
mengunakannya dengan cara sewa, dengan demikian tidak ada spekulasi lahan. Sewa
lahan pun tergantung dengan komoditi yang di tanam petani. Misalnya, untuk padi
1.5 % dan kopi 5 % dari hasil yang diproleh. Untuk usaha pada tanaman-tanaman
perkebunan lama sewanya diberikan hingga 70 tahun.
2.2 Pembangunan Pertanian di Indonesia
Indonesia adalah Negara dengan jumlah
penduduk terbesar nomor empat dengan jumlah penduduk 249.9 juta jiwa. Indonesia
juga di kenal sebagai Negara agraris, yang bidang pertanian menjadi sektor
penting dalam perkembangan ekonomi. Kebutuhan
beras Indonesia mencapai 31.2 juta ton pertahun. Dan untuk memenuhi
kebutuhan beras tersebut harus disediakan lahan seluas 7.8 juta hektar dengan
produksi 6.5 ton per hektar dalam sekali produksi.
Usaha pokok pembangunan pertanian secara terus menerus
ditingkatkan melalui kegiatan intensifikasi,
ekstensifikasi,
dan rehabilitasi.
Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai macam teknologi di sektor
pertanian untuk mencapai ketahanan pangan dalam pembangunan pertanian.
2.3 Perbandingan Produksi
Di Cina, lahan sebagai salah satu unsur produksi dikuasai
oleh negara. Petani yang ingin mengunakan lahan dengan saca menyewa lahan
dengan negara. Dengan diterapkannya sistem ekonomi terbuka, terdapat persaingan
antara kepenting sektor lain dengan kepentingan sektor pertanian. Namun
pemerintah cina tetap memprioritaskan lahan-lahan subur sebagai sumber produksi
di bidang pertanian.
Air juga sebagai faktor yang sangat mempengaruhi dalam
produksi pertanian. Di cina, mereka memiliki semboyan “no forest-no water, no
water-no food, no food-no live”yang berarti “tidak ada hutan-tidak ada air,
tidak ada air-tidak ada makanan, tidak ada makanan-tidak adakehidupan”. Prinsip
mereka itu dipegang teguh oleh seluruh lapisan maysarakat.
Di cina, telah ditemukan padi hibrida dengan produksi dengan
produktivitas 10 ton/ha sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan berasnya.
industri di Cina diarahkan untuk mendukung pertanian, sehingga alat-alat
pertanian harganya sangat murah seperti hand traktor, sprayer, garpu, alat
angkut sarana produksi dan cangkul.
Untuk harga produk pertanian itu sendiri, diserahkan oleh mekanisme pasar,
namun pemerintah tetap mengontrolnya.
Di Indonesia, dalam meningkatkan produksi pertanian
digunakan dengan berbagai cara, seperti intensifikasi, esktensifikasi, dan
rehabilitasi dan pola diversifikasi pangan untuk ketahanan pangan.
Intensifikasi dengan meningkatkan produksi tanpa perluasan lahan, dengan mengunakan
teknologi dan perawatan intensif. Ekstensifikasi meningkatkan produksi dengan
cara peluasan lahan. Reahbilitasi meningkatkan produksi dengan car
memperbaharui cara-cara yang telah ada dengan cara-cara dan teklogi baru, dapat
juga dengan pembaharuan tanaman yang tidak ekonomis lagi.
Untuk hasil pertanian Indonesia juga di tentukan oleh
mekanisme pasar, namun untuk penentuan harga lebih di kuasai oleh konsumen.
Untuk mekanisme harag pemerintah juga memiliki kebijakan untuk mengendalikan
harga pasar, seperti kebijkan harga dasar dan harga atap.
2.4 Perbandingan Kelembagaan
Di Cina memiliki bank spesialis
pertanian yaitu Agriculture Bank of China. Dengan adanya bank khusus untuk
pertanian, berarti pemerintah cina memberikan perhatian yang sangat besar pada
sektor pertanian. Agriculture Bank of China memiliki cabang di setiap daerah
setingkat kabupaten. Sehingga petani sangat dimudahkan dalam peminjaman modal.
Di Indonesia sendiri memiliki koperasi
tingkat desa (KUD) yang merupakan suatu lembaga yang dapat membantu petani
dalam peminjaman modal. Dengan adanya koperasi tingkat desa ini berarti
pemerintah sebenarnya sangat mendukung pembangunan pertanian di Indonesia, dan
ada juga Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang meminjamkan modal
kepada masyarakat (petani) untuk mengembangkan usahanya dengan sistem modal
berjalan. Sistem modal berjalan ini dimaksudkan akan membantu petani dalam hal
modal, dan uang yang dikembalikan oleh suatu petani akan digunakan oleh petani
lainnya.
Lembaga penelitian di Cina melakukan
penelitian sesuia dengan kebutuhan masyarakat (petani), bukan kebutuhan
peneliti. Mereka melakukan survei, teknologi apa yang dibutuhkan petani dan
sesuai dengan daerahnya. Peneliti juga mengamati tentang jenis tanamana apa
yang disenangi oleh konsumen dan mudah di budidayakan oleh petani. Lembaga
penelitian bekerjasama dengan pemerintah dalam membantu memecahkan masalah yang
dihadapi petani. Di cina memiliki saluran televise khusus untuk bidang
pertanian. Sehingga inovasi-inovasi yang dihasilkan dapat diketahui masyarakat memalui saluran tv
khusus pertanian.
Lembaga penelitian di Indonesia juga
banyak melakukan penelitian dalam sektor pertanian. Peneliti melakukan
penelitian nya biasanya karena adanya
kebutuhan peneliti tersebut. Banyak inovasi-inovasi yang dihasilkan dari hasil
penelitian, namun hanya sedikit yang dapat diterapkan oleh petani. Beberapa
hasil penelitian yang dapat diterapkan oleh petani berdasarkan ilmu pengetahuan
petani itu sendiri. Ketidaktahuan petani tentang adanya teknologi dan inovasi
baru yang dapat di terapkan dalam usaha tani juga menghambat perkembangan
pertanian Indonesia.
2.5 Perbandingan Kultural
Cina memiliki budaya makan dan etos
kerja. Cina memiliki budaya makan dengan pola diversifikasi. Diversifikasi makan
yang mereka lakukan yaitu, mula-mula mereka makan-makanan sayuran (dari
berbagai sayaur), kemudian daging atau ikan, kemudian nasi dan di tutup dengan
buah-buahan. Dengan demikian kebutuhan akan beras orang cina lebih sedikit.
Pola budaya diversifikasi pagan ini sangan membantu rakyat cina dalam ketahanan
pangan.
Di Indonesia, rakyatnya memiliki budaya
makan seragam yaitu seluruh rakyat Indonesia mengkonsumsi nasi (beras) , bahkan
muncul sebuah istilah “belum makan kalau belum makan nasi”. Nah, dengan pola
pola makan seragam ini membuat Indonesia harus menyedikan beras yang sangat
banyak untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Sehingga ketahanan pangan pada
komoditas beras sulit di capai. Usaha untuk menerapkan pola diversifikasi
pangan sangat baik untuk menunjang ketahanan pangan Indonesia.
Kemudian
selanjutnya, cina memiliki etos kerja yang luar biasa, semua lahan yang
dimiliki rakyat cina diusahakan dengan berbagai jenis tanaman sayuran, padi,
tanaman perkebunan, buah-buahan, perternakan, sehingga tidak ada lahan kosong
atau tidak di manfaatkan.
Rasa ingin untuk kerja, masyarakat
Indonesia masih tergolong rendah karena masyarakat Indonesia hanya bekerja
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja (jangka pendek) tanpa memikirkan
jangka panjang. Sehingga banyak lahan-lahan kosong yang belum di manfaatkan,
yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dapat
dikembangankan untuk ketahanan pangan.
BAB III
KESIMPULAN
Cina dan
Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduknya yang sangat
besar, dan juga sebagai negara agraris. Oleh karena itu, pertanian pun menjadi salah satu
bidang penting bagi kedua negara tersebut.
Pembangunan
pertanian di Cina dilakukan secara menyeluruh, yaitu mengitegrasikan
pembangunan hutan sebagai reservoir air, penggunaan teknologi, yang tepat guna,
pemilihan komoditi spesifik lokasi, orientasi pasar, dan yang tidak kalah
pentingnya pemberdayaan rakyat. Di
Indonesia untuk meningkatkan produksi diterapkan pola Intensifikasi,
ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi.
Lembaga-le,baga
penelitian memberikan kontribusi terhadap pembangunan pertanian melalui
hasil-hasil penelitiannya. Hasil penelitian yang dapat di manfaatkan oleh
petani baik dengan teknologi maupun metode-metode baru dalam usahatani.
Untuk penentuan harga pada hasil
pertanian, Cina dan Indonesia menggantung harga dengan mekanisme pasar, diman
pelaku pasarlah yang menentukan harga. Tetapi pemerintah Cina dan Indonesia
tetap memiliki kebijakan untuk menstabilkan harga.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. 2013. Menamankan Pengertian Pembangunan Pertanian Kepada Generasi Muda.
Internet (online: http://www.anneahira.com/pengertian-pembangunan-pertanian.htm). Diakses Tanggal 29 Maret 2015
Anonim. 2013. Dukungan Kebijakan Pertanian
Bioindustri Berkelenjutan. Bahan Ajar Setia Budi : Fakultas Pertanian Program
Studi Agribisnis Universitas Malikussaleh, 2015
Ketahanan Pangan Bogor. 2013. Profil
Kantor Ketahanan Pangan. (Online: http://www.kotabogor.go.id/kantor/kantor-ketahanan-pangan
Sudradjat. 2001. Model Pembangunan Pertanian
Di Cina. Bahan Ajar Setia Budi : Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis Universitas
Malikussaleh, 2015
Wikipedia. 2013. Pembangunan Pertanian Indonesia. Internet (online : http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_pertanian). Diakses Tanggal 29 Maret 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
saya ucapkan kepada Allah swt. karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyusun makalah ini dengan baik. Selanjutnya, salawat dan salam
kami sanjungkankan kepada Rasullah saw. beserta keluarga dan sahabat-sahabat
Beliau yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Dalam makalah ini berupa Perbandingan Pembangunan Pertanian Di Cina
Dengan Indonesia. Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas dari
Mata Kulia Pembangunan
Pertanian.
Dan kami
juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya kepada kami. Atas perhatiannya, kami
mengucapkan terima kasih. Wasalam!
Aceh
Utara, April 2015
sangat menginspirasi
ReplyDeletesangat menginspirasi
ReplyDelete