Laporan Kronologi Penyuluhan Pertanian,
Kegitan Penyuluh kepada Petani
12.30 Berangkat dari Reuleut menuju
BP3K Ulee Nyue
01.00 Tiba di BP3K Ulee Nyeu, dan
menjumpai kepala kantor BP3K Ulee Nyeu
Bapak Ismed M. Nur, SP
01.30 Berbincang/Tanya jawab dengan
bapak Ismed M. Nur, SP tentang
penyuluh yang ada di
BP3k Ulee nyeu
02.00 Menjumpai penyuluh yang ada
(sedang piket) di kantor BP3K
Ulee Nyue, yaitu ibu
Rahmi, SP dan ibu Zuraidah, S.Hut
02.30
Wawancara tentang kegiatan
penyuluhan yang dilakukan penyuluh
kepada petani, mulai
dari metode, materi sampai kepada awal mula
menjadi seorang
penyuluh.
Hasil Wawancara dengan Ibu Rahmi,
S.P.
Ibu Rahmi adalah penyuluh yang
berkegiatan dalam bidang pertanian. Beliau melakukan penyuluhan di Kecamatan Dewantara, Gampong Paloh Lada dan
UT. Gelingang. Ibu Rahmi telah melakuan banyak kegiatan penyuluhan di
berbagai wilayah kerja nya, sebagai contoh beliau telah menyuluh di Gapoktan Sapue Pakat. Sedangkan Gapoktan Sapue Pakat terdiri dari
berbagai kelompok tani yaitu, kelompok
tani Cut Bukit, Glp. Tunong, Ranup Sigipu, dan Mandat Bersatu.
Salah satu materi yang di sampaikan
Beliau adalah tentang “Pemanfaatan
Perkarangan Rumah”. Ibu Rahmi berkata, “Sebenarnya pada umumnya semua
masyarakat (petani) memiliki perkarangan rumah yang masih kosong dengan kata
lain tidak dimanfaatkan. Padahal perkarangan rumah dapat di ubah menjadi lahan
hijau yang bermanfaat”. Dengan memanfaatkan perkarangan rumah paling tidak
petani dapat memenuhi kebutuhan rumah tnagganya sendiri dengan menanam tanaman
yang menjadi kebutuhan sehari-hari, misalnya ; bayam, kangkung, cabai dan
tanaman lainnya. Karena sulitnya petani untuk diajak dalam menfaatkan
perkarangan rumahnya, ini menjadi suatu sumber permasalahan bagi buk Rahmi
sebagai penyuluh.
Beranjak dari permasalahan ini buk
Rahmi berupaya untuk terus mengajak petani untuk menanam tanaman yang menjadi
kebutuhan petani tersebut, misalnya seperti yang disebutkan diatas. Ternyata
buk Rahmi menemukan suatu permasalahn yang membuat petani enggan dalam
melakukan yang beliau anjurkan. Petani hanya mau melakukan kegiatan tersebut
apabila adanya bantuan dari pemerintah dalam hal tersebut misalnya, bantuan
benih, pupuk, pestisida dan faktor usahatani lainnya. Keluhan petani tentang
bantuan tersebut buk Rahmi bawa ke Kantor BP3K Ulee Nyeu untuk bahan diskusi
dikantor. Setelah para penyuluh melakukan diskusi, akhirnya mendapat jawaban
atas permasalahan tersebut, dengan solusi memberikan bantuan benih untuk para
petani. Dengan membawa bantuan bibit tersebut buk Rahmi melakukan penyuluhan
kepada pengetrap dini yang mudah menerima inovasi baru dan buk Rahmi memberikan
pengetahuan kepada orang-orang yang berpengaruh di Desa tersebut.
Buk Rahmi dalam kegiatan penyuluhan
mengunakan metode diskusi. Metode ini
digunakan buk Rahmi untuk berdiskusi secara langsung dengan petani, agar
permasalahn yang dihadapi oleh petani dapat di pahami secara langsung, dan
metode ini dinilai buk Rahmi lebih efektif dalam memecahkan masalah. Diskusi
ini berisi tanya-jawab petani dengan penyuluh, dan jika apabila buk Rahmi
mendapati pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya secara langsung maka pertanyaan
tersebut di bawa ke forum diskusi penyuluh, dan jawaban yang didapat buk Rahmi
akan di sampaikan ke petani yang mendapatkan permasalahan tersebut.
Hasil Wawancara dengan Ibu
Zuraidah, S.Hut.
Ibu
Zuraidah, S.hut. adalah penyuluh petanian yang bergerak dibidang kehutanan.
Beliau melakukan penyuluhan di Kecamatan Banda Baro, Gampong Paya Dua. Beliau
melakukan penyuluhan di Gapoktan Gigue Tani, yang terdiri dari kelompok tani,
Harapan Tani, Mitra Tani, Sumber tani, dan Mekar Tani.
Ibu Zuraidah menjelaskan tentang
bagaimana prosedur penyuluhan, kinerja penyuluh, dan apa itu penyuluhan. Penyuluh
yang baru memulai pekerjaan nya sebagai penyuluh pertanian, harus melapor ke
Geucik desa yanag akan disuluhnya terlebih dahulu. Kemudian penyuluh mulai
berkomunikasi dengan Geucik dan tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di desa
yang dia suluh untuk membangun komunikasi yang baik (positif). Setelah itu baru
mulai menyanyakan tentang pertanian yang tersedia di desa untuk dapat
mengembangkan sistem pertaniannya agar menjadi pertanian yang maju, dengan
mengindentifikasi masalah-masalah yang di hadapi para petani dalam
usahataninya. Setelah melakukan
identifikasi masalah-masalah yang ada, penyuluh mengumpulkan rencana program
tahunan penyuluh atau yang disebut sebagai RKTP, dan penyuluh membuat kunjungan
dua minggu sekali dan membuat hasil kunjungan.
Dikantor BP3K Ulee Nyeu terdapat 3
kementrian yaitu Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Sebelum disebut sebagai
kantor BP3K, kantor penyuluhan disebut sebagai BPP (Badan Penyuluh Pertanian). Sedangkan
di kantor Ulee Nyeu penyuluh lebih sering melakukan penyuluhan pada tanaman
pangan yaitu komoditi padi. Karena pada kecamatan Banda Baro masyarakat petani
menanam padi. Namun, masalah yang terjadi pada penyuluh adalah kurangnya sarana
dan prasarana, misalnya kendaraan yang tidak tersedia untuk penyuluh, alat komunikasi
yang tidak dimiliki masyarakat petani sehingga sulit untuk berkomunikasi via
telepon. Kemudian buk Zuraidah juga mengatakan dengan adanya penyuluh, petani
memberikan respon yang positif terhadap penyuluh yang datang, sebenarnya sikap
petani dalam menyambut seorang penyuh tergantung dengan cara penyuluh itu masuk
kedesanya, misalnya seorang penyuluh harus tau adat-istiadat daerah yang
disuluh sehingga tau bagaimaca cara menyampaikan informasi ke petani, agar
petani dapat meresponnya dengan baik.
0 Response to "Laporan Kronologi Praktikum Penyuluhan Pertanian"
Post a Comment